tikacerita.com,- Akhirnya lanjut juga serial di-prank Google pas jalan-jalan ke Jogja nih. Sebelumnya, aku udah cerita gimana Google udah menipuku di sini, dan ternyata, penipuan itu masih berlanjut dong. Hih, dasar kau keong racun Google!
Sambil beristirahat karena diare, aku tetap gugling untuk mencari alternatif tempat makan siang. (Aku juga pingin noyor diri sendiri sih, udah di-prank berkali-kali tapi tetap aja mengandalkan Google. Hih!) Karena penasaran sama sate klathak Jogja yang banyak dibicarakan orang-orang, akhirnya aku memutuskan untuk mencari lokasi sate yang review-nya bagus dan nggak terlalu jauh dari hotel biar ongkos gojeknya nggak mahal-mahal amat (low budget adalah koentji ya saudara). Mau naik TransJogja nggak bisa karena jalannya masuk-masuk.
Setelah memastikan diri nggak bakal pup di tengah jalan, aku memutuskan untuk memesan ojek dan memilih Sate Klathak Pak JeDe. Tempatnya masuk di perkampungan warga gitu, daerah Nologaten, lokasinya dari Gejayan masih masuk lagi. Aku tahunya gitu sih karena aku menginap di hotel di kawasan Gejayan. Yang jelas, kali ini aku kembali di-prank oleh Google, kawand. Google bilang kalau sate tersebut sudah buka tetapi ketika aku sampai di sana ternyata satenya libur! Sebenarnya di situ ada Bakmi Jowo yang aku cari-cari juga tetapi gimana lagi, namanya tutup ya tutup aja.
Untungnya, seperti harapan yang selalu pupus (ciyee..), kali ini aku emang udah nggak berharap apa-apa jadi kalau emang di-prank lagi, ya aku pasrah aja. Eh ternyata bener hahaha.. Oya, satu hal yang cukup menghiburku adalah driver ojek yang aku tumpangi suka banget bercerita tentang sejarah, terutama sejarah Jawa. Si abang punya teori konspirasi tersendiri yang mungkin jarang dibahas oleh teori-teori konspirasi tingkat dunia. Sebagai penikmat opini orang, aku senang-senang aja mendengarnya, apalagi waktu dia bilang bahwa makhluk gaib itu sebenarnya nggak berniat mengganggu kita, bahwa mbak kun kalau sampai menampakkan diri itu sesungguhnya hanya minta diajari keramas. Baiklahhh hahaha...
Anyway, seru juga mendengar cerita si abang driver tetapi aku harus ganti order ojek yang lain kan, karena gimana pun aku tetap harus makan. Setelah gugling lagi, aku memutuskan untuk mencoba soto batok yang di situ reviewnya bagus.
Abang driver awalnya bingung kenapa di maps lokasinya masuk gang kecil, tapi sebagai driver yang baik, dia tetap mengantar aku sampai ke titik lokasi si soto bathok. Sesampai di sana, memang ada warung buka dengan nama yang sesuai di Google, yaitu Soto Bathok Kweni, tapi ternyata cuma menerima pesanan, bukan untuk makan di tempat, hahaha.. Kegocek lagi deh aku.
Nggak mau lagi tertipu Google, aku jalan kaki keluar dari gang tersebut dan mengingat-ingat lokasi tempat makan yang tadi aku lewati sewaktu berangkat ke situ alias mencari tempat makan dengan cara manual. Aku ingat ada beberapa tempat makan meskipun tak begitu yakin posisi pastinya. Setelah berjalan kaki beberapa menit, akhirnya aku sampai di sebuah foodcourt.
Tanggung lapar, aku masuk aja dan bertekad makan apa saja yang disajikan di situ meskipun itu bukan makanan khas Jogja. Ternyata pilihan menunya banyak banget pemirsah. Bingung memilih, aku memutuskan buat memesan dua menu ini. Maaf, aku lupa itu mi apa, ayam atau pangsit atau apa, yang jelas rasanya enak, esnya juga enak.
Sayangnya, saking laparnya, aku nggak begitu memperhatikan nama foodcourt ini. Buat warga Jogja, ada yang mengenali tempat ini? Namanya apa ya? Ini foto-foto tempatnya. Sumpah deh, heran banget sama diri sendiri suka hilang fokus begini.
Baca juga: 10 Barang yang Wajib Dibawa Liburan Ke Pulau Labengki Sombori
Kenyang makan mi dan minum es, aku balik ke hotel karena harus boyongan berpindah penginapan. Aku harus pindah ke guest house yang lebih murah karena jika sebelumnya aku nebeng hotel yang ditanggung klien adikku, kali ini aku harus bayar sendiri hahaha...
Aku pindah ke guest house yang homy banget. Namanya Embe Joglo Homestay, di daerah Sleman, nggak jauh dari Hartono Mall.
![]() |
Embe Joglo Homestay Jogja |
Kamarnya nyaman dan ada karpetnya lho. Penting banget nih buat kaum kaki sensitif kayak aku gini yang kalau langsung kena lantai langsung gatal-gatal. Kamar mandinya dilengkapi dengan air panas (ini juga penting buatku yang alergi dingin). Ada pantry bersama yang lengkap banget, ada kulkas, teh, kopi, mi instan, galon air mineral. Paginya disiapkan roti buat sarapan. Minusnya cuma saluran tivinya lokal aja, sama wifinya bapuknya subhanallah. Nah, gara-gara wifi bapuk itu jugalah, aku yang awalnya mau nonton konser 10 tahun JKT48 dari kasur aja sambil goler-goler cantik langsung panik nyari nobar di Jogja. Untungnya di detik-detik terakhir twitku dibalas sama fjkt Jogja dan dikasih info tempat nobar. Tanpa mikir lagi aku langsung berangkat.
![]() |
Nobar konser Heaven di Jogja |
Besoknya, karena masih nunggu jemputan yang entah jam berapa, aku memutuskan buat nyobain Olive Chicken, ayam krispi andalan Jogja. Untungnya dari homestay aku cuma harus jalan kaki sekitar 300 meter untuk sampai di gerai Olive terdekat. Tapi karena jalan kaki di tengah teriknya Jogja bikin siapa aja pasti langsung butuh asupan, aku nggak ingat buat ambil foto, langsung gasak sampai tandas. Nggak heran sih kalau Olive jadi andalan Jogja, emang enak dan murah.
Kenyang ayam goreng, aku bingung lagi nih mau ke mana, soalnya adikku yang mau jemput juga katanya masih belum jelas acaranya selesai jam berapa. Sekali lagi aku mengandalkan Google buat mencari tempat buat didatangi. Ternyata nggak jauh dari situ ada bendungan atau yang biasa disebut Embung sama orang Jogja. Yah, karena jaraknya lumayan jauh kalau ditempuh dengan jalan kaki tapi lumayan dekat kalau naik sepeda motor, aku memilih untuk naik ojol lagi.
Bagus banget kan? Aku betah banget di situ, meskipun jalan kaki muter bendungannya lumayan bikin capek, tapi pemandangannya itu lho, bikin tenang. Warga lokal banyak yang mancing di situ, cuma sayang sekali ada beberapa spot yang sampahnya menumpuk. Semoga ada pembersihan, sayang banget pemandangan sebagus itu harus dikotori sama sampah.
![]() |
Embung Tambakboyo |
Capek muter-muter embung sendirian kayak orang hilang, aku order ojol lagi untuk balik ke homestay meskipun belum jelas juga bakal dijemput jam berapa. Nggak papa lah, ini kaki juga butuh istirahat kan?
Yah, akhirnya selesai sudah mbolangku di Jogja kali ini, dengan segala prank dari Google yang ternyata menyenangkan juga dan bikin trip jadi tak terduga, aku berharap bisa ke Jogja lagi kapan-kapan, jalan sendirian gak jelas lagi.
Oya, di Jogja ini driver ojolnya ternyata pada hobi ngobrol lho. Ada yang suka cerita, ada juga yang keponya setengah mati, nanya-nanya berbagai hal. Buat para introvert, siapkan saja skenario favorit kalian hahaha...
Baca juga: Rekomendasi Mini Game di Bawah 5 Menit