nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

CARA MENGHADAPI ORANG DEPRESI, TIPS DARI PENDERITA (DO'S & DONT'S)

tikacerita.com,- 10 September adalah hari yang ditetapkan sebagai World Suicide Prevention Day atau Hari Pencegahan Bunuh Diri Dunia.

Menurut data, satu juta orang mengakhiri hidup mereka setiap tahun. Ini artinya setiap 40 detik ada nyawa yang melayang di tangan sendiri. Jumlah orang yang melakukan bunuh diri jauh lebih banyak dibandingkan korban pembunuhan, korban perang, bahkan korban serangan teroris digabung sekaligus.




Bunuh diri bukan keputusan satu malam. Orang yang memutuskan melakukannya biasanya sudah menderita secara psikis sekian lama dengan berbagai sebab yang mengakumulasi. Kalian bisa menonton 13 Reasons Why di Netflix untuk mencoba memahami seperti apa akumulasi ini.
 
Untungnya, Indonesia dan negara-negara muslim lainnya, termasuk rendah tingkat bunuh dirinya. Tapi kenyataan ini jangan sampai membuat kita abai, karena meskipun nggak sampai bunuh diri, banyak orang menyakiti dirinya sendiri demi mengurangi rasa sakit di dalam dada dan rasa lelah di dalam kepala.

Sebagai orang yang pernah didiagnosa gejala depresi berat, aku tahu sekali gimana rasanya.

Karena itu, setelah banyak orang bertanya, "Kak, trus gimana cara menghadapi orang depresi? Temenku ada yang kayak gitu," setelah baca tulisanku Cara Mengatasi Depresi, aku terpikir untuk bikin tulisan ini. Gimanapun, penderita depresi adalah penyumbang terbesar angka bunuh diri di dunia.


Pertama-tama, atas nama para penderita depresi, aku ingin bilang TERIMA KASIH

Kalian sungguh teman yang baik mau bersusah-susah mencari tahu cara menghadapi kami. Mungkin banyak dari kami yang lupa mengucapkan kata ini karena terlalu sibuk mengendalikan diri kami sendiri (beberapa mungkin bahkan menyakiti hati kalian), jadi atas nama kami semua, sekali lagi aku ucapkan TERIMA KASIH BANYAK. Kalian mungkin nggak pernah tahu betapa berartinya itu bagi kami. (Aku nulis ini sambil nangis. Sebelum nulis ini aku sadar hal ini pasti akan terjadi, tapi demi kalian, aku tetep nulis meskipun harus berlinang air mata).
*susutingus*
*tariknapas*

Oke, mari kita bahas..

Kalau gugling mengenai cara menghadapi orang depresi, kalian mungkin akan menemukan banyak rujukan seperti misalnya di sini dan sini, yang kurang lebih isinya mirip-mirip. Tapi di blog ini aku pingin menuliskan yang lebih spesifik, yang bisa langsung kalian praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Oh iya, ini juga bisa dipraktekkan kepada orang yang sedang down ya, nggak cuma orang yang terdiagnosa depresi aja. Trust me it works. Trus minum susu protein. (Ya ampun Ka itu iklan taun kapan).

Jadiii, depresi merupakan gangguan mood yang berpengaruh terhadap jalan pikiran dan perilaku seseorang. Gangguan ini menyebabkan penderitanya bisa kehilangan hasrat untuk beraktivitas, bukan karena rasa malas, tetapi karena kondisi mental yang SANGAT MELELAHKAN. Jadi kalau ada penderita depresi yang masih bisa beraktivitas layaknya orang normal, ketahuilah wahai manusia, kalau itu merupakan hasil usaha yang luar biasa keras. Dan sebaliknya, kalau ada penderita depresi yang nggak mampu beraktivitas, pahamilah kalau dia sedang amat sangat lelah dengan kondisinya, jadi tolong jangan terlalu banyak dibebani.

Lalu harus gimana?


Hal-hal yang sebaiknya dilakukan (DO'S):

1. MENERIMA/VALIDASI

Seperti yang ada di tulisanku sebelumnya (link di atas), validasi adalah hal pertama yang dibutuhkan orang dengan kondisi depresi. Ini sangat penting karena orang depresi merasa sangat buruk dengan dirinya sendiri, jadi penerimaan adalah hal mendasar yang sangat dibutuhkan, yang membantu kami agar bisa menerima diri sendiri dan mengurangi perang di dalam diri.

Contoh validasi:

> Gpp kok, wajar banget merasa kayak gitu. Semua orang pasti pernah ada di fase itu.

(Meskipun aslinya kamu nggak pernah ada di fase itu, gpp. Lil bit emphaty won't hurt anyone kan?)

> Hei, it's ok. I'm here with you. Don't be affraid.

(Suatu hari seseorang pernah ngomong gini ke aku saat aku nangis sampe susah napas dan aku merasa lebih tenang mendengarnya)

> Kamu sedang capek ngadepi semuanya ya? Istirahat aja gpp. Kamu butuh istirahat.

(Oya, tolong jangan ditambahi dengan ngasih daftar kesalahan kami ya. Meskipun kami memang salah. Believe me, kami tau banget kalo salah kok, jadi tolong jangan tambah dibanting. Kayak apa sih daftar kesalahan? Nanti ada di DONT'S)

> Kamu sedih ya? Aku tau itu berat banget. Mungkin terlalu berat buatmu. Gpp nangis aja sampe puas.

(Meskipun bagi kalian itu masalah sepele, hindari menyepelekan masalahnya ya. Kondisi orang berbeda-beda)

> Ini memang sulit, nggak heran kamu sesedih ini.



2. MENGHARGAI

Sebenernya nggak cuma orang depresi, semua orang juga perlu dihargai. Tapi khusus untuk orang depresi, kebutuhannya meningkat dua kali lipat karena kami kesulitan menghargai diri kami sendiri. Yang ada menyalahkan diri sendiri mulu.

Contoh cara menghargai:

> Kamu kuat lho bisa bertahan sejauh ini, meskipun berkali-kali kambuh tapi selalu bangkit lagi.

> Kamu hebat masih bisa aktivitas normal padahal kondisimu kayak gitu.

> Kamu keren masih bisa senyum dengan beban segitu berat.

> Kamu luar biasa masih rutin menjalani terapi, aku tau itu nggak mudah.

> I'm proud of you, I know it's not easy.

> Itu progress yang bagus banget. Good job!




3. TAWARKAN BANTUAN/SOLUSI

Aku merekomendasikan ini dilakukan dengan sederhana supaya nggak membebani kalian, karena ini sebetulnya bukan tanggung jawab kalian. Adalah hak kalian unuk menentukan apakah akan melakukannya atau nggak. Jika kalian memutuskan untuk melakukannya, tentu saja kami akan sangat menghargainya. Dan sekali lagi atas nama penderita depresi, aku sangat berterima kasih.

Yang harus diingat, saat menghadapi orang depresi, you have to stay sane. Kalian harus tetap waras. Apa pun yang dirasakan/dicurhatin temanmu, itu adalah dia, bukan kamu. Jadi jangan terbawa emosi dia. Empati boleh. Emosi jangan. Ini memang butuh effort. Kalau kalian bisa, kalian memang benar-benar luar biasa dan sekali lagi kami sangat berterima kasih. Nggak semua orang mau dan mampu melakukannya.

Contoh tawaran bantuan:

> Kamu mau dipeluk?

(Banyak orang sebenarnya butuh pelukan, tapi sungkan untuk mengakui. Atau nggak biasa)

> May I hold your hand? Siapa tahu bisa membantu.

> Mau dibantu cari terapis?

> Yuk lakukan terapi napasmu biar tenang.

> Lagi susah makan? Mau dibantuin?

> Hari ini banyakin endorfin yuk. Kamu maunya ngapain?

Di bagian ini kalian bisa menyarankan/mengingatkan untuk terapi, apa pun terapi yang sedang dijalani. Nafas, afirmasi, anchor, EFT, hypno, apa pun itu.

Tawaran bantuan sesederhana itulah yang sebenarnya yang amat sangat kami butuhkan. Bukan yang berat-berat. Bukan. Kami hidup dengan sederhana kok. Otak kamilah yang nggak sederhana. It's our f****n brain, man. Tolong dipahami kalau ada ketidakseimbangan struktur kimiawi di otak kami. Bantulah kami untuk membuatnya seimbang. 
And I warn you, ini bisa terjadi pada siapa saja, tak peduli seberapa sempurnanya hidupmu.


Kalau 3 langkah di atas digabung, kurang lebih hasilnya semacam ini:

> Ini memang sulit, nggak heran kamu sekacau ini. Tapi kamu kuat lho bisa ngadepi meskipun kondisimu kayak gitu. May I hold your hand? Siapa tau bisa membantu.

> Kamu lagi nggak mau makan ya? Gpp kok, kondisi kayak gini biasanya orang kehilangan nafsu makan. Tapi kamu hebat masih bisa senyum dengan beban segitu berat. Istirahat aja dulu, nanti kalau udah enakan mau dibantuin ambil makan?

> Kamu sedih banget ya kehilangan dia? Gpp nangis aja sampe puas. Ini memang berat. Kamu mau dipeluk?

> Kamu sedang capek ngadepi semuanya ya? I know it's not easy. I'm proud of you for being this strong. Mau ditemeni dulu?


Kalian mixed deh sesuai kebutuhan. Masih banyak kalimat yang lain juga kok. Silakan berkreasi.



Oh iya jadi inget sesuatu. Aku pernah baca, ada yang bilang kalau kata-kata 'sabar ya', 'semangat ya' itu toxic positivity.

Asal dibarengi dengan 3 langkah di atas, nggak papa kok. Karena sebenarnya kata-kata 'sabar' dan 'semangat' itu nggak ada efek apa-apa selain basa-basi. Dan kami tahu kok kalian yang ngomong gitu itu karena nggak tahu aja harus ngomong apa. Ya kan? It's ok kok. Kami juga coba memahami kalian.

Oke kita lanjut.



Hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan (DONT'S):

1. MENGHAKIMI

Definisi menghakimi ini lebih ke me-negasi apa yang sedang dirasakan oleh penderita depresi. Apa yang sedang dirasakan, dilawan. Semacam membuat daftar kesalahan (ini yang aku maksud di atas). Dan itu sama sekali nggak membantu, I told ya

Contoh kalimat menghakimi:

>> Kamu kenapa sih?
(Bisa bayangin nadanya kan? Itu udah cukup intimidatif)

>> Kamu kok gini lagi.
(Ini bikin makin menyalahkan diri sendiri)

>> It's only on your head!
(Memang, kami tahu. Tapi bukan begitu caranya kakak)

>> Lebay. Lemah. Sensi. Baperan. Males. Ruwet. 

>> Kamu kurang bersyukur. Kurang ibadah.

>> Kamu nggak konsisten banget. Tadi A sekarang B, maumu apa?
(Honestly, kami cuma mau tenang dan bahagia. Tapi kenapa susah sekali?)

>> Kalau gini terus, kamu nggak ada kemajuan.


Ngomong gini ke diri sendiri aja nggak baik lho efeknya, apalagi ke orang dengan kondisi mental yang nggak stabil. Percayalah, kata-kata semacam ini sangat mujarab untuk bikin kami makin terpuruk.

Sebetulnya, kami udah tahu kok semua itu sebelum kalian ngomong. Kami pasti udah ngomong kayak gitu duluan ke diri kami sendiri, tapi endingnya malah kebingungan, makanya jadi meledak dan butuh uluran tangan orang lain.

Jujur, sakitnya bisa dua kali lipat kalau orang lain yang ngomong begini, apalagi jika itu orang dekat yang kami harapkan menjadi orang pertama yang mengerti.



2. MEMBELA DIRI

Saat nggak stabil, kami mungkin akan menyalahkan kalian dengan berbagai hal, bahkan hal kecil sekalipun.

Kalau itu terjadi, jangan terpancing dengan sibuk membela diri.

Ingat, yang bermasalah itu kami, bukan kalian. Jadi fokuslah pada kami.

Taruh dulu ego kalian. Mengalahlah. 

Minta maaflah meskipun kalian nggak salah. Percayalah, nanti kalau kami sudah stabil, kami yang akan minta maaf. Karena sebenarnya kami tahu, kamilah yang bermasalah, bukan kalian. Kami sedang marah pada diri sendiri dan kami benci apa yang kami rasakan.

Karena itu, mengalah untuk menang tampaknya nggak terlalu sulit kan?

Ini mungkin bagian yang paling menyebalkan, tapi sekaligus paling membantu. So, it's your choice.


3. MENASIHATI

Aku tahu banyak di antara kalian yang kebelet kasih nasihat, tapi tolong tahan dulu.

Kenapa? Karena saat nggak stabil, nggak ada satupun nasihat yang bisa masuk ke otak kami. Kami bukan berada dalam kondisi yang bisa mencerna informasi semacam itu.

Aku yakin nasihat kalian pasti bagus dan benar semua, tapi tolong jangan diucapkan dulu. Ucapkan dan lakukan aja tips di atas.

Tapi seandainya kalian udah nggak tahan pingin kasih nasihat, bilang gini aja, "Kamu udah berjuang dan bertahan sampai hari ini, itu udah luar biasa. Yang lain udah nggak penting lagi. Yang penting kamu bertahan."

Nanti saja, nanti kalau kami sudah stabil, baru kita ngobrol lagi, mungkin ketawa-ketawa seperti nggak pernah punya masalah apa-apa. Saat itulah biasanya kami mulai bisa mencerna segala macam diskusi, bahkan biasanya kami bisa menasihati diri sendiri. Dan believe it or not, seringkali itu efeknya lebih jangka panjang.



Contoh kasus:

A >> si depresi

B >> pasangannya

A nitip dibeliin martabak ke B tapi dia lupa beli karena lagi capek, banyak pikiran.

B: Maaf ya, aku lupa beli martabak.

A kalo lagi stabil: Oh ya gpp, namanya juga lupa. Nanti kita gofut aja.

A kalo lagi gak stabil: Kamu tuh emang ya nggak perhatian sama aku, udah aku lagi drop kayak gini, nitip barang satu aja malah dilupain. Emang ya aku tuh nggak penting buat kamu, nitip barang satu aja lupa. Bla bla bla....

Liat kan bedanya?

Kalau lagi stabil, nggak usah diomongin lah ya, gampang banget buat siapa aja ada di situasi kayak gitu. Tapi kalau lagi nggak stabil, boleh banget praktekin DO's & DONT's -nya.

It's your choice of course.


Pada intinya, orang dengan depresi (dan beberapa mental health issues lain) itu merasa buruk dengan dirinya. Kalau kalian ingin membantu, cobalah setidaknya nggak membuat kami merasa makin buruk. Mungkin kami kadang terkesan menyalahkan kalian (biasanya karena kami menganggap kalian nggak cukup memahami kami atau semacamnya. Maafkan.), tapi jangan terpancing dengan menyalahkan kami balik atau membela diri kalian. Trust me, dua-duanya nggak akan berhasil, malah membuat keadaan makin buruk.

Ingat aja tips diatas dan ulang-ulang terus saat kami down/nggak stabil/kambuh.

Tentu saja bukan kewajiban kalian untuk menyembuhkan kami. Bukan.

Kami cuma butuh dukungan psikis aja.

Pikiran kami berubah-ubah karena memang kami sedang nggak stabil. Jangan hakimi kami karena ketidakkonsistenan ini.

Semakin kami nggak konsisten, sebenarnya itu tanda bahwa kami semakin membutuhkan bantuan untuk menenangkan diri.

Jika ini nggak tercapai, jika kami gagal menenangkan diri, ada kemungkinan kami akan menjauh dari kalian.

Kalau ini terjadi, beri kami waktu dan ruang. Karena sesungguhnya kami sedang berusaha untuk nggak menyakiti kalian, orang(-orang) yang kami sayangi. Percayalah, ini sangat berat buat kami, tapi demi perdamaian dunia, kami terpaksa melakukannya. Yang lucu adalah, jika kami melakukan ini, jika kami menjauh dari kalian, kami sangat berharap kalian mencari kami, meskipun itu sekedar bertanya kabar dan memastikan kami baik-baik aja. Aku tahu orang normal akan menganggap itu menyebalkan, tapi hal sesederhana itu pun cukup membuat kami merasa dihargai.

Kami memang aneh. Itu yang perlu kalian sadari. Kami mungkin berbeda, tapi kami juga manusia.

Oya jadi inget sama pesan dr. Jiemi Ardian, seorang psikiater. Aku ambil dari twitternya di sini.
cara menghadapi orang depresi www.tikacerita.com
Bisa dimengerti kan bedanya? Lebih perlu mana mengorek cerita dengan fokus pada pemulihan?


 
Semua tips di atas adalah hal-hal yang mungkin bakal perlu kalian lakukan setiap hari. Bahkan bisa jadi harus berkali-kali dalam sehari jika yang kalian dampingi itu gejala depresinya tergolong berat.  
Aku harap kalian mempunyai stok sabar yang melimpah dan kekuatan mental yang luar biasa dalam mengemban tugas ini. 

You're the chosen one. Malaikat yang dikirim Tuhan dari surga.

Dengan melakukan hal-hal ini, dengan mendampingi kami, bisa jadi kalian termasuk orang-orang yang mencegah kami menyakiti diri sendiri dan menurunkan tingkat bunuh diri di dunia.

Sekali lagi aku ingin mengucapkan terima kasih atas effort kalian buat kami. 
Terima kasih atas pengertian kalian.

I mean it.

I really do.


(Btw sampai tulisan ini selesai pun aku masih nyesek, masih nangis. They're lucky to have you guyz
I wish I'm that lucky.)




Related Posts

32 komentar

  1. Kalo sekali aja mungkin kita bisa konsisten memberi nasehat dan saran.

    Twpi klo dikit2 depresi trs curhat ntar malah kita yang depresi hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Depresi beda dgn stres ya mas. Mungkin bisa baca tulisanku sebelumnya utk tau bedanya. Dan memberi nasihat malah perlu dihindari, bukan perlu dikonsistenkan hehe.

      Eniwei, makasih udah berkunjung ya

      Hapus
  2. Kita harus aware ya kalau ada org dg gejala depresi ini di sekitar kita. Perlakuan yg tepat thd yg bersangkutan sangat penting agar depresinya tdk tambah parah, syukur2 bisa mengurangi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, bener banget, ada caranya memang. Yang masih bingung, cukup dgn mengapresiasi udah cukup kok

      Hapus
  3. klo baca2 ref, kayaknya aku bbrp x berada pd fase depresi. kadang malu klo blg aku mengatasinya dg nonton atau maki2 org di laptop (ketik offline). ntah dosa ntah gak. tp aku merasa puas klo udah gtu, stlah agk tenang baru aku bs tergerak ibadah. klo lg emosi, Allah aja salah men! jd sama kyk mbak tika, sumpah, gak butuh nasihat siapa pun.

    BalasHapus
  4. Kalau ada peluk virtual, boleh aku peluk ga kakak?

    Tulisannya dalem banget,

    karena sehari2 aku sendiri berinteraksi dg orang yg depresi berat,
    Kalau lagi ga stabil dua2nya bisa berabe,

    jadi emang bener2 yg mendampingi pun harus dalam kondisi stabil juga.

    MasyaAllah, terima kasih reminder ini mbaak.

    Peluuuk *.* (edisi virtual tp peluknya gapapa ya hehehe)

    BalasHapus
    Balasan
    1. *peluk erat-erattt*

      Makasih banget udah jagain mereka ya kak

      *Peluklagiiii

      Hapus
  5. Pernah ada di fase lelah lahir batin dan merasa Down luar bisa. Saat itu bercerita kepada orang-orang terdekat dan berdo’a sungguh-sungguh lalu mendengarkan murotal Al Qur’an adalah hal yang pada akhirnya menyembuhkan fase yang sangat tidak nyaman itu. Peluk Tika.

    BalasHapus
    Balasan
    1. *peluk juga mbak Lina*

      Alhamdulillah bisa melewati fase itu ya

      Hapus
  6. Sepertinya cara ngadepinnya kayak mudah ya tapi percayalah klo gak dilatih bakalan ambyar, bbrp poin mmg aku praktekin saat ngadepin anak tantrum, penting banget memahami perasaan seseorang ❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener bangett, bahkan kalimat sederhana macam ini pun perlu latihan, soalnya banyakan bingungnya kalo udah menghadapi situasi kayak gini ya?

      Hapus
  7. penting banget untuk dilakukan, soalnya kita gak pernah tau apa yang keluar dari mulut kita "jika tidak disaring" akan menyakiti perasaan orang tersebut dan malah bikin tambah stres

    BalasHapus
  8. Memang intinya adalah memberi perhatian dengan empati ya Mbak. Seseorang mungkin punya masalah dengan dirinya masing-masing, tapi kemampuan setiap orang dalam menghadapinya berbeda-beda, karenya saat itu kita butuh saling memahami dan mendukung tanpa memaksakan standar kita pada orang lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, empati seringkali lebih diperlukan daripada logika.

      Hapus
  9. Saya lebih sering diposisi mendengarkan tanpa memberikan solusi krna kadang mereka cuma ingin curhat tanpa meminta solusi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu juga udah sangat membantu mbak. Thanks for being there for your family/friends

      Hapus
  10. Sering kali tanpa sengaja kita menghakimi bahkan tergesa memberikan nasihat. Biasanya orang depresi ingin didengarkan dan dipahami secara tuntas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, memang itulah yg kami perlukan. Makasih udah mau memahami

      Hapus
  11. Masyaa Allah benar-benar bacaan yang rekomendasi, apalagi banyak orang suka mengambil jalan pintas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Doakan kami-kami tidak mengambil jalan pintas itu ya kak

      Hapus
  12. Izin save artikelnya buat bacaan keluarga. Siapa tahu jadi ilmu yang bermaat bagi yg mengalami depresi. Ternyata selama ini banyak menghakimi, tidak membuat orang tenang. Ornag depresi malah tambah drpesi lagi lantaran tak mendapatkan dukungan positif dari orang-orang sekitar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silakan Maz Guru, senang kalau bermanfaat. Benar sekali, kadang masih banyak yang menghakimi. Barusan kemarin di IG rame orang terkenal yang terindikasi ingin bunuh diri malah pada komentar 'cari perhatian'. Miris banget

      Hapus
  13. Makasih sharingnya Mbak, ada satu dua point yang ternyata saya langgar. Tapi masalahnya jauh lebih rumit, saya japri saja ya.

    BalasHapus
  14. Pernah banget mengalami depresi karena tekanan dari luar dan dalam. Kadang lingkungan supportif kadang juga tidak. Namun seiring waktu belajar untuk self healing. Prosesnya sama dengan metode yang dijelaskan diatas. Setelah kita aceptance dengan kondisi yang dialami maka sisa fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan/upayakan

    BalasHapus
  15. Masalah kejiwaan terkadang sering banget tidak diindahkan karena dianggap biasa padahal dari masalah sederhana yang bertahun tahun tak ada solusi akan menjadi masalah besar. kalau tak mampu menyelesaikan sebaiknya memang meminta pertolongan

    BalasHapus
  16. Aku memang paling ga suka ngasih nasehat, kalo tidak diminta. At least setelah baca ini, aku jadi tau apa yg sebaiknya dilakukan kalo orang terdekatku depresi mba.

    Dan aku bakal berusaha mengurangi Kata2 toxic positivity. Bener sih, itu lebih karena aku juga bingung harus menghibur bagaimana 😔. Krn aku ga mau temenku yg depresi malah semakin down.

    BalasHapus
  17. Kesedihan seseorang, kekecewaan seseorang ini, gak pernah ada yang tahu.
    Biasanya, aku juga uda gak punya kreativitas untuk bertanya lebih dalam (kepo) dan semoga dengan hanya mendengarkan mereka bercerita, bisa sedikit meringankan beban sahabat yang mungkin alami depresi.

    Karena kalau aku berada di posisi orang yang depresi itu juga, paling gak suka dikepoin. Aku orangnya cenderung tertutup, apalagi untuk hal-hal yang aku rasa, semua orang bakalan judgement bahwa aku menyedihkan.

    Intinya untuk banyak belajar mendengar daripada berbicara. Ini yang sedang aku latihkan ke diriku sendiri dan untuk lingkungan.

    BalasHapus
  18. Saya paling hati-hati bicara dengan siapa pun kalau lagi depresi, takutnya kata-kataku justru menambah depresinya karena masih sulit menentukan sikao, maka saya siapkan telinga saja untuk.mengdengar keluh kesahnya. Semoga itu cukup meredakan depresinya.

    BalasHapus
  19. Abis lahiran dulu pernah stres banget. Anak kenapa-kenapa selalu disalahkan dan dikomentari. Sekali curhat ke suami malah dibilang "kan itu memang tugasmu, kalau salah ya pantes dikritik."
    Yaaa aku tahu kalau aku banyak kurangnya. Tapi harusnya dia enggak ngomong gitu huhuhu.
    Untung aja sekarang dia lebih perhatian.

    BalasHapus
  20. Terima kasih tipsx, tulisannya sangat membantu. Jadi tahu beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menghadapi orang orang yang depresi di sekitar kita.

    BalasHapus

Haii, salam kenal. Terima kasih sudah berkunjung. Silakan komentar di sini yaa.