tikacerita.com,- Sudah bukan rahasia lagi bahwa musik mempunyai pengaruh yang signifikan dalam tumbuh kembang anak. Menurut penelitian, musik mampu merangsang neuron dalam otak yang terpisah-pisah menjadi saling bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak, sehingga apabila semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks jalinan antarneuron tersebut. Hal ini akan sangat membantu terbentuknya dasar kemampuan matematika, logika, bahasa, musik dan emosi pada anak.
Anak-anak sangat mudah diajari sesuatu melalui lagu. Sejak dahulu kala, lagu telah menjadi andalan orang tua untuk menanamkan kebiasaan baik kepada anak tanpa membuat anak merasa terintimidasi atau terpaksa. Baik disenandungkan tanpa musik atau dengan musik, lagu sama-sama punya efek yang baik bagi anak dan sangat membantu orang tua dalam mendidik anak dengan cara yang menyenangkan.
Berkat perkembangan internet dan media sosial yang sangat pesat, kini orang tua tidak lagi kesulitan mendapatkan lagu-lagu untuk mengajarkan kepada anaknya tentang kebiasaan baik. Salah satu channel Youtube yang bisa menjadi sumber inspirasi adalah Hoala dan Koala.
Karakter-karakter dalam Hoala dan Koala
Karakter Hoala dan Koala diciptakan pada akhir tahun 2020. Mereka adalah sepasang sahabat yang suka menyanyi dan mempunyai karakteristik khas anak-anak jaman now yang tumbuh dan berkembang di era digital. Dua karakter ini digambarkan dalam bentuk 3D yang tak lekang oleh waktu agar bisa terus berkontribusi dalam dunia musik anak-anak.
Saat ini Hoala dan Koala telah menghasilkan 5 album dengan lebih dari 45 judul lagu yang bisa dinikmati melalui Youtube(Channel Hoala dan Koala), iTunes dan Spotify. Oya, bukan cuma Hoala dan Koala lho, semua karakter dalam animasi ini juga mampu menyanyi sehingga komunikasi pun dilakukan dalam bentuk lagu. Dalam beberapa lagu, rasanya seperti menonton drama musikal.
Hoala dan Koala
Mengingat begitu jarangnya lagu anak-anak Indonesia yang digarap secara istimewa, Hoala dan Koala berusaha berkontribusi dengan cara yang berbeda, yaitu dengan penggarapan yang sangat matang dan serius. Banyak alat musik yang tidak biasa digunakan dalam penggarapan lagu anak, diangkat dan memberikan kontribusi yang apik terhadap lagu-lagu Hoala dan Koala. Alat musik ini diantaranya adalah saxophone, terompet, double bass, trombon, klarinet, cello, harpa, hingga instrumen etnik Indonesia seperti gamelan dan angklung. Bukan hanya itu, musisi internasional juga dilibatkan dalam penggarapan musiknya sehingga hasilnya memang tidak kaleng-kaleng.
Tidak percaya? Mari kita nikmati beberapa lagu Hoala dan Koala yang istimewa ini.
1.Saling Bantu
Lagu ini berisi ajakan untuk proaktif menawarkan bantuan kepada orang lain
2.Lagu Kuman
Lagu ini berisi ajakan untuk membersihkan diri
3.Kata Ibu
Lagu ini berisi pengingat untuk mendengarkan nasihat dari ibu
4.Minta Ayah
Lagu ini berisi obrolan Hoala dengan ayahnya. Hoala berusaha minta diijinkan untuk menonton televisi dan main HP tetapi tidak mendapat ijin karena sudah menjadi kesepakatan sebelumnya dengan ibu.
5.Susu Favoritku
Lagu ini berisi ungkapan hati Hoala yang selalu ditemani susu di saat emosinya bergejolak
6.Lagu Anak tentang Cuci Tangan
Lagu ini berisi ajakan untuk rajin cuci tangan disertai video cara melakukannya dengan benar
7.Jari Tanganku
Lagu ini mengajak anak-anak untuk mengenal nama-nama bagian jari
8.Lagu Anak-anak Kembali Bersekolah
Lagu ini berisi ajakan untuk bersabar saat belum bisa kembali bersekolah
Bagaimana? Keren kan? Masih ada puluhan lagu lain di channel Youtube Hoala dan Koala, juga di Spotify dan iTunes.
Oya, Hoala dan Koala juga berkolaborasi dengan grup-grup musik profesional seperti Laleilmanino, Hivi dan The Overtunes lho! Hoala dan Koala ingin membuktikan bahwa lagu anak-anak pun bisa digarap dengan maksimal, termasuk kualitas vokalnya juga bisa disandingan dengan vokal di luar genre anak-anak. Dan seperti yang kita dengarkan, ada berbagai genre yang dibawa oleh Hoala dan Koala, yaitu seperti jazz, big band, swing, jpop, hingga etnik, bukan hanya pop anak-anak. Jempol banget pokoknya!
Gabungan antara kualitas vokal, berbagai jenis instrument, keterlibatan musisi internasional hingga banyaknya genre yang dibawakan menunjukkan bahwa Hoala dan Koala tidak main-main dalam usaha membangkitkan kembali dunia musik anak-anak dan menaikkan level serta pandangan umum atas lagu anak.
Apakah harapan ini akan terwujud? Mari kita dukung dengan menonton dan membagikan informasi tentang Hoala dan Koala kepada khayalak ramai dan tentu saja, ajak anggota keluarga bernyanyi bersama!
tikacerita.com,- Masih ingat dong dengan gawe besar XRM Media dan IDN Media yang memboyong Sundance Short Film Competition ke sini demi memberi kesempatan sineas-sineas Indonesia berkarya dan ditonton oleh seluruh dunia?
Sebagaimana yang pernah diulas di sini, Sundance Film Festival: 2021 Asia memasuki acara puncaknya di bulan September 2021. Pada tanggal 23-26 September 2021 nanti, Sundance Institute dan XRM Media, yang tentu saja juga didukung oleh IDN Media, akan mengadakan diskusi panel, pemutaran film pilihan dan serangkaian acara istimewa untuk memanjakan sineas Indonesia.
Festival ini akan menghadirkan delapan film istimewa dari Sundance Film Festival 2021 yang dipilih khusus untuk Indonesia oleh tim pemrograman festival bekerja sama dengan XRM Media dan IDN Media, sehingga layak kita tunggu-tunggu pemutarannya.
“Bersamaan dengan berkembangnya film-film fiksi dan dokumenter di Indonesia, kami begitu antusias terhadap peluncuran Sundance Film Festival: Asia edisi pertama kami,” ungkap Kim Yutani, Direktur Pemrograman di Sundance Film Festival, “Merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk dapat membawa semangat independen Sundance ke komunitas film yang dinamis di Indonesia. Semoga, kami dapat terhubung dengan penonton lokal dan mendukung seniman Indonesia melalui intensive workshop dan panel discussion yang kami selenggarakan.”
William Utomo, COO IDN Media, menambahkan, “Sundance Film Festival: Asia 2021 akan menghadirkan serangkaian program yang intensif dan komprehensif. Harapan kami, para sineas di Indonesia dan regional dapat bertukar wawasan baru mengenai industri perfilman melalui program-program tersebut. Selaras dengan visi IDN Media untuk terus memberi #PositiveImpact bagi masyarakat, Sundance Film Festival: Asia 2021 berkomitmen untuk menemukan bakat-bakat baru di Asia Tenggara, kemudian menghubungkan mereka kepada para pakar di industri perfilman.”
Delapan film yang akan diputar pada kesempatan tersebut adalah:
1.AMY TAN, AN INTENDED MEMOIR (AS)
Film yang diproduksi oleh KPJR Films dan disutradarai oleh James Redford ini berisi perjalanan hidup Amy Tan, seorang penulis yang lahir dari sepasang orangtua imigran Tiongkok di Amerika. Ibunya harus mengalami sistem pergundikan yang begitu mengakar di fase kehidupannya hingga membentuk kepribadian yang destruktif dan berujung mengakhiri hidupnya sendiri.
2.LUZZU (MALTA)
Film yang berdurasi 95 menit ini menceritakan tentang Jesmark, seorang nelayan Malta yang harus berjuang mengatasi masalahnya bersama kapalnya yang bernama Luzzu. Jesmark merasa mata pencaharian yang telah ditekuninya sekian lama itu kini tidak begitu menghasilkan dan terancam industri perikanan yang kejam serta ekosistem yang stagnan. Situasi itu membuatnya putus asa dan merasa tak mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Apalagi anaknya yang baru lahir mengalami gangguan pertumbuhan dan sangat membutuhkan pengobatan. Dalam keputusasaannya, Jesmark tergelincir ke dalam pasar gelap perdagangan hasil laut yang terlarang.
Pemain: Jesmark Scicluna, Michela Farrugia, David Scicluna.
3.PASSING (AS)
Passing disutradarai oleh Rebecca Hall, seorang aktris dan pembuat film keturunan Inggris-Amerika yang sangat berpengalaman di dunia perfilman baik di depan maupun di belakang layar.
Debut penyutradaraan Hall, yang juga ia tulis dan produksi, Passing, ditayangkan perdana di Sundance Festival 2021 dengan pujian kritis dan akan dirilis oleh Netflix. Film ini merupakan adaptasi dari novel Harlem Renaissance tahun 1920-an karya Nella Larsen yang mengeksplorasi praktik perpindahan ras—istilah yang digunakan untuk seseorang yang diklasifikasikan sebagai anggota satu kelompok ras yang berusaha diterima oleh kelompok ras yang berbeda. Pertama kali diterbitkan pada tahun 1929, Passing bercerita tentang reuni tak terduga dari dua teman sekolah menengah, Clare Kendry (Ruth Negga) dan Irene Redfield (Tessa Thompson), dua wanita Afrika-Amerika yang sebenarnya dapat ‘lulus’ sebagai kulit putih tetapi lebih memilih untuk hidup di sisi berlawanan dari ‘garis warna kulit’ yang tegas pada tahun tesebut di New York yang masih penuh dengan setimen rasial.
Film ini juga dibintangi oleh Alexander Skarsgård dan Andre Holland.
4.THE DOG WHO WOULDN’T BE QUIET/EL PERRO QUE NO CALLA (ARGENTINA)
Film bergenre fiksi yang berbahasa Spanyol dan berdurasi 73 menit ini berkisah tentang Sebastian, seorang lelaki berusia tiga puluhan yang setia pada anjingnya (yang juga setia) dan bekerja di beberapa pekerjaan sementara. Sebastian menjalani keruwetan dan kegelisahan masa dewasa melalui cinta dan kehilangan serta merasakan bagaimana menjadi ayah — hingga di satu titik dunia diguncang oleh bencana yang tiba-tiba dan hidupnya yang sudah bergejolak serasa makin rumit. Digambarkan dalam citra hitam-putih yang mencolok dan dibanjiri metafora ruminatif, penulis-sutradara Ana Katz menangkap usia paruh baya Sebastian dalam irisan kehidupan baik yang spesifik maupun universal saat ia berjuang untuk menyesuaikan diri dengan dunia yang terus berubah — dan mungkin akan mendekati akhir.
Pemain: Daniel Katz, Julieta Zylberberg, Valeria Lois, Mirella Pascual, Carlos Portaluppi.
5.TRY HARDER (AS)
SMA Lowell di San Francisco adalah salah satu sekolah negeri terbaik di Amerika yang menarik orang-orang berprestasi tinggi--hampir 70% orang Asia-Amerika--dari seluruh kota ke dunia yang sangat kompetitif. Kamera mengikuti para siswa kelas akhir melalui lorong-lorong dan masuk ke ruang kelas di mana tekanan terasa meningkat demi membuat terkesan petugas penerimaan di universitas elit melalui rapor, nilai ujian dan kehebatan mereka secara keseluruhan. Para siswa dengan bangga mengakui identitas mereka sebagai kutu buku dan menceritakan kisah mereka dengan terus terang dan humor meskipun merasa stres. Akankah mereka mencapai impian mereka? Apa yang terjadi jika mereka gagal?
6.WRITING WITH FIRE (INDIA)
Dalam dunia media yang didominasi oleh laki-laki, muncul satu-satunya surat kabar India yang dijalankan oleh perempuan Dalit (kasta rendah). Berbekal ponsel, Pimpinan Reporter Meera dan jurnalisnya mendobrak tradisi, baik itu di garis depan dalam masalah terbesar India atau di dalam batas-batas rumah mereka, berusaha mendefinisikan ulang apa artinya menjadi kuat.
7.JOHN AND THE HOLE (AS)
Permainan bertahan hidup yang penuh keputusasaan terungkap setelah John yang berusia 13 tahun menjebak keluarganya di dalam lubang di tanah dalam film thriller psikologis yang meresahkan.
Pemain: Charlie Shotwell, Michael C. Hall, Jennifer Ehle, Taissa Farmiga.
8.USERS (AS, MEXICO)
Film ini adalah film dokumenter yang mengeksplorasi bagaimana umat manusia mengekspresikan dirinya dengan teknologi serta apa saja konsekuensi yang diinginkan maupun tidak diinginkan dari dunia kita yang memang didominasi teknologi.
Tak sabar menonton? Sama banget. Bikin penasaran banget kan ya?
Selain pemutaran film, festival ini juga akan menghadirkan program diskusi panel yang dihadiri oleh sejumlah pembicara terkemuka dari komunitas film lokal dan internasional.
Berikut ini adalah jadwal diskusi panel dalam festival ini:
1.Film Outlook, Indonesian Film Industry from 2016 Boom, Pandemic Era to Post-pandemic Potential.
Waktu: Live streaming di TikTok @SundanceFFAsiapada hari Kamis, 23 September 2021 jam 11:00 WIB
Pemateri:
1.Mira Lesmana (Founder of Miles Films)
2.Angga Sasongko (Founder of Visinema Pictures)
3.Chand Parwez Servia (President Director of Starvision)
2.Tema: Women in Film Industry
Waktu: Live streaming di TikTok @SundanceFFAsiapada hari Kamis, 23 September 2021 jam 15:00 WIB
Pembicara:
1.Nia Dinata (Berbagi Suami)
2.Gina S. Noer (Penulis scenario Habibie & Ainun)
3.Susanti Dewi (Produser Jakarta Undercover)
4.Sue Turley (Supervisor XRM Media)
5.Amanda Salazar (Head of Programming and Acquisitions of Argo)
3.Tema: The Directors – How Festivals Changed Our Careers
Waktu: Live streaming di TikTok @SundanceFFAsia pada hari Jumat, 24 September 2021 jam 15:00 WIB
Pembicara:
1.Edwin
2.Joko Anwar
3.Yosep Anggi Noen
Moderator: Fajar Nugros
4.Diskusi dengan Sundance Film Festival: Pembuat Film Dokumenter Asia dilanjutkan tanya jawab langsung dengan Programmer Festival Sundance Kim Yutani & Heidi Zwicker.
Programmer Senior Sundance Heidi Zwicker bersama filmmaker Rintu Thomas dan Sushmit Ghosh (Writing with Fire), Natalia Almada (Users) dan Debbie Lum (Try Harder) akan mengobrol tentang pembuatan film dokumenter. Para pembuat film akan mendiskusikan pengalaman mereka membuat film, bagaimana mereka membawanya ke dunia festival online dan saran mereka untuk calon pembuat film non-fiksi. Segera setelah diskusi pembuat film, Heidi bersama dengan Sundance Film Festival Director Programming Kim Yutani akan berpartisipasi dalam sesi tanya jawab langsung untuk menjawab pertanyaan Anda tentang segala hal tentang Sundance.
Diskusi akan berlangsung secara live streaming di Sundance Collab pada hari Sabtu, 25 September 2021 jam11:00 WIB.
5.Fokus pada Pembuatan Film Pendek Indonesia.
Beberapa sutradara dan produser film pendek Indonesia kontemporer yang paling sukses berkumpul untuk berbicara tentang bekerja dalam film pendek, bertukar cerita tentang pengalaman mereka membawa karya mereka ke panggung internasional dan menjelaskan bagaimana mereka memanfaatkan kesuksesan film pendek saat mereka menciptakan karya sinematik masa depan. Menampilkan alumni Sundance Film Festival Wregas Bhanuteja (Tak Ada yang Gila di Kota Ini), Aditya Ahmad (Kado), serta produser Meiske Taurisia (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas). Diskusi ini akan dimoderatori oleh mantan Programmer Film Pendek Festival Film Sundance dan Head of Features di Perfect Storm Entertainment (franchise Fast and Furious, Star Trek Beyond), Ernesto Foronda.
Acara ini merupakan pre-festival di Sundance Collab pada hari Jumat 17 September 2021jam 10:00 WIB
Selain acara-acara tersebut, ada juga acara yang sangat istimewa dari Sundance Film Festival: Asia ini yaitu Intensive Program.
Program ini berupaya untuk menjangkau komunitas regional dan dilaksanakan selama dua hari secara virtual. Pelatihan yang dirancang secara personal dan khusus ini bertujuan untuk menemukan bakat-bakat baru di Asia Tenggara dan menghubungkan mereka kepada para pakar di industri perfilman. Adapun filmmaker yang telah mendaftar dan terpilih untuk program ini adalah: Lucky Kuswandi (Indonesia), Sabrina Rochelle Kalangie (Indonesia), Khozy Rizal (Indonesia), Sonny Calvento (Filipina), Kris Ong (Singapura), dan Lomorpich Rithy (Kamboja).
Selain pemutaran film pilihan, diskusi panel dan program intensif, tentu saja tak ketinggalan acara yang sudah kita tunggu-tunggu sejak Short Film Competition ini digelar, yaitu pengumuman Jury Award for Best Short Film di Short Film Competition.
Penasaran kan, film apa yang akan mendapat penghargaan? Apa film karyamu masuk di dalamnya?
Pengumuman akan dibacakan di TikTok live streaming (@SundanceFFAsia) pada hari Sabtu 25 September 2021, bersamaan dengan pengumuman Honorary Mention. Kompetisi yang dibuka bagi para pembuat film Indonesia ini bertujuan untuk menemukan, membina, dan memberikan panggung bagi talenta-talenta baru di industri film, serta memperkenalkan mereka ke kancah global.
Jury Awardee dan Honorary Mentions akan memiliki kesempatan untuk melakukan streaming di Argo setelah festival berakhir. Sejauh ini, lebih dari 160 film pendek sudah diterima dan diseleksi. Adapun 10 finalis yang terpilih adalah: Black Winter (Noviandra Santosa), Diary of Cattle (Lidia Afrilita & David Darmadi), Goodnight, Stargazer (Adriano Rudiman), Jamal (Muhammad Heri Fadli), Makassar is a City for Football Fans (Khozy Rizal), Masa Depan Cerah 2040 (Winner Wijaya), Rendang of Death (Percolate Galactic), Rong (Indira Iman), Srikandi (Andrea Nirmala Widjajanto), dan Sunrise in the Forest (Samuel Ruby).
Adakah film karyamu? Jika belum, jangan putus asa ya, coba terus, belajar terus dari para pakar perfilman nasional maupun internasional di ajang ini ya.
Tiket digital dapat dibeli mulai Rabu, 15 September 2021 melalui http://sundancefilmfestivalasia.org/ dengan harga:
● Rp 30.000 - Tiket Single Screening
● Rp 85.000 - Tiket Explorer untuk akses ke semua screening
Informasi lebih lanjut, klik https://www.instagram.com/sundanceffasia/ dan SundanceFilmFestivalAsia.org.
Jangan lupa, ikut ramaikan Sundance Film Festival: Asia 2021 di media sosial dengan menggunakan tagar #SundanceAsia.
Klik gambar untuk order novel Basket di Hatiku Jilbab di Kepalaku
Novel yang terinspirasi dari kisah nyata tentang perjuangan seorang pemain basket untuk mempertahankan jilbabnya dalam pertandingan. "5 sparkling stars buat buku ini! Makin dibaca makin seru, pace alurnya gak bisa ditebak, karakternya kuat, bahasanya enak dibaca, dialognya lucu, kadang bikin terharu, love all of it!" (Dina, goodreads reviewer)
Hai, aku Tika. Selamat datang dan salam kenal. Jangan lupa cantumkan sumber jika mengutip apapun dari blog ini ya, Teman. Let's respect each other. Enjoy.