nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Short Film Competition Sundance Film Festival: Asia 2021, Rangkaian Acara Istimewa untuk Sineas Indonesia

tikacerita.com,- Masih ingat dong dengan gawe besar XRM Media dan IDN Media yang memboyong Sundance Short Film Competition ke sini demi memberi kesempatan sineas-sineas Indonesia berkarya dan ditonton oleh seluruh dunia?

Sebagaimana yang pernah diulas di sini, Sundance Film Festival: 2021 Asia memasuki acara puncaknya di bulan September 2021. Pada tanggal 23-26 September 2021 nanti, Sundance Institute dan XRM Media, yang tentu saja juga didukung oleh IDN Media, akan mengadakan diskusi panel, pemutaran film pilihan dan serangkaian acara istimewa untuk memanjakan sineas Indonesia.



 

Festival ini akan menghadirkan delapan film istimewa dari Sundance Film Festival 2021 yang dipilih khusus untuk Indonesia oleh tim pemrograman festival bekerja sama dengan XRM Media dan IDN Media,  sehingga layak kita tunggu-tunggu pemutarannya.

“Bersamaan dengan berkembangnya film-film fiksi dan dokumenter di Indonesia, kami begitu antusias terhadap peluncuran Sundance Film Festival: Asia edisi pertama kami,” ungkap Kim Yutani, Direktur Pemrograman di Sundance Film Festival, “Merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk dapat membawa semangat independen Sundance ke komunitas film yang dinamis di Indonesia. Semoga, kami dapat terhubung dengan penonton lokal dan mendukung seniman Indonesia melalui intensive workshop dan panel discussion yang kami selenggarakan.”

William Utomo, COO IDN Media, menambahkan, “Sundance Film Festival: Asia 2021 akan menghadirkan serangkaian program yang intensif dan komprehensif. Harapan kami, para sineas di Indonesia dan regional dapat bertukar wawasan baru mengenai industri perfilman melalui program-program tersebut. Selaras dengan visi IDN Media untuk terus memberi #PositiveImpact bagi masyarakat, Sundance Film Festival: Asia 2021 berkomitmen untuk menemukan bakat-bakat baru di Asia Tenggara, kemudian menghubungkan mereka kepada para pakar di industri perfilman.”

Delapan film yang akan diputar pada kesempatan tersebut adalah: 

1. AMY TAN, AN INTENDED MEMOIR (AS)

Film yang diproduksi oleh KPJR Films dan disutradarai oleh James Redford ini berisi perjalanan hidup Amy Tan, seorang penulis yang lahir dari sepasang orangtua imigran Tiongkok di Amerika. Ibunya harus mengalami sistem pergundikan yang begitu mengakar di fase kehidupannya hingga membentuk kepribadian yang destruktif dan berujung mengakhiri hidupnya sendiri.




2. LUZZU (MALTA)

Film yang berdurasi 95 menit ini menceritakan tentang Jesmark, seorang nelayan Malta yang harus berjuang mengatasi masalahnya bersama kapalnya yang bernama Luzzu.  Jesmark merasa mata pencaharian yang telah ditekuninya  sekian lama itu kini tidak begitu menghasilkan dan terancam industri perikanan yang kejam serta ekosistem yang stagnan. Situasi itu membuatnya putus asa dan merasa tak mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Apalagi anaknya yang baru lahir mengalami gangguan pertumbuhan dan sangat membutuhkan pengobatan. Dalam keputusasaannya, Jesmark tergelincir ke dalam pasar gelap perdagangan hasil laut yang terlarang. 

Pemain:  Jesmark Scicluna, Michela Farrugia, David Scicluna.



3. PASSING (AS)

Passing disutradarai oleh Rebecca Hall, seorang aktris dan pembuat film keturunan Inggris-Amerika yang sangat berpengalaman di dunia perfilman baik di depan maupun di belakang layar.

Debut penyutradaraan Hall, yang juga ia tulis dan produksi, Passing, ditayangkan perdana di Sundance Festival 2021 dengan pujian kritis dan akan dirilis oleh Netflix. Film ini merupakan adaptasi dari novel Harlem Renaissance tahun 1920-an karya Nella Larsen yang mengeksplorasi praktik perpindahan ras—istilah yang digunakan untuk seseorang yang diklasifikasikan sebagai anggota satu kelompok ras yang berusaha diterima oleh kelompok ras yang berbeda. Pertama kali diterbitkan pada tahun 1929, Passing bercerita tentang reuni tak terduga dari dua teman sekolah menengah, Clare Kendry (Ruth Negga) dan Irene Redfield (Tessa Thompson), dua wanita Afrika-Amerika yang sebenarnya dapat ‘lulus’ sebagai kulit putih tetapi lebih memilih untuk hidup di sisi berlawanan dari ‘garis warna kulit’ yang tegas pada tahun tesebut di New York yang masih penuh dengan setimen rasial. 

Film ini juga dibintangi oleh Alexander Skarsgård dan Andre Holland.




4. THE DOG WHO WOULDN’T BE QUIET/EL PERRO QUE NO CALLA (ARGENTINA)

Film bergenre fiksi yang berbahasa Spanyol dan berdurasi 73 menit ini berkisah tentang Sebastian, seorang lelaki berusia tiga puluhan yang setia pada anjingnya (yang juga setia) dan bekerja di beberapa pekerjaan sementara. Sebastian menjalani keruwetan dan kegelisahan masa dewasa melalui cinta  dan kehilangan serta merasakan bagaimana menjadi ayah — hingga di satu titik dunia diguncang oleh bencana yang tiba-tiba dan hidupnya yang sudah bergejolak serasa makin rumit. Digambarkan dalam citra hitam-putih yang mencolok dan dibanjiri metafora ruminatif, penulis-sutradara Ana Katz menangkap usia paruh baya Sebastian dalam irisan kehidupan baik yang spesifik maupun universal saat ia berjuang untuk menyesuaikan diri dengan dunia yang terus berubah — dan mungkin akan mendekati akhir.

Pemain: Daniel Katz, Julieta Zylberberg, Valeria Lois, Mirella Pascual, Carlos Portaluppi.




5. TRY HARDER (AS)

SMA Lowell di San Francisco adalah salah satu sekolah negeri terbaik di Amerika yang menarik orang-orang berprestasi tinggi--hampir 70% orang Asia-Amerika--dari seluruh kota ke dunia yang sangat kompetitif. Kamera mengikuti para siswa kelas akhir melalui lorong-lorong dan masuk ke ruang kelas di mana tekanan terasa meningkat demi membuat terkesan petugas penerimaan di universitas elit melalui rapor, nilai ujian dan kehebatan mereka secara keseluruhan. Para siswa dengan bangga mengakui identitas mereka sebagai kutu buku dan menceritakan kisah mereka dengan terus terang dan humor meskipun merasa stres. Akankah mereka mencapai impian mereka? Apa yang terjadi jika mereka gagal?



6. WRITING WITH FIRE (INDIA)

Dalam dunia media yang didominasi oleh laki-laki, muncul satu-satunya surat kabar India yang dijalankan oleh perempuan Dalit (kasta rendah). Berbekal ponsel, Pimpinan Reporter Meera dan jurnalisnya mendobrak tradisi, baik itu di garis depan dalam masalah terbesar India atau di dalam batas-batas rumah mereka, berusaha mendefinisikan ulang apa artinya menjadi kuat.



7. JOHN AND THE HOLE (AS)

Permainan bertahan hidup yang penuh keputusasaan terungkap setelah John yang berusia 13 tahun menjebak keluarganya di dalam lubang di tanah dalam film thriller psikologis yang meresahkan.

Pemain: Charlie Shotwell, Michael C. Hall, Jennifer Ehle, Taissa Farmiga.




8. USERS (AS, MEXICO)

Film ini adalah film dokumenter yang mengeksplorasi bagaimana umat manusia mengekspresikan dirinya dengan teknologi serta apa saja konsekuensi yang diinginkan maupun tidak diinginkan dari dunia kita yang memang didominasi teknologi.




Tak sabar menonton? Sama banget. Bikin penasaran banget kan ya? 

Selain pemutaran film, festival ini juga akan menghadirkan program diskusi panel yang dihadiri oleh sejumlah pembicara terkemuka dari komunitas film lokal dan internasional. 

Berikut ini adalah jadwal diskusi panel dalam festival ini:

1. Film Outlook, Indonesian Film Industry from 2016 Boom, Pandemic Era to Post-pandemic Potential.

Waktu: Live streaming di TikTok @SundanceFFAsiapada hari Kamis, 23 September 2021 jam 11:00 WIB

Pemateri:

1. Mira Lesmana (Founder of Miles Films)

2. Angga Sasongko (Founder of Visinema Pictures)

3. Chand Parwez Servia (President Director of Starvision)


2. Tema: Women in Film Industry

Waktu: Live streaming di TikTok @SundanceFFAsiapada hari Kamis, 23      September 2021 jam 15:00 WIB

Pembicara: 

1. Nia Dinata (Berbagi Suami)

2. Gina S. Noer (Penulis scenario Habibie & Ainun)

3. Susanti Dewi (Produser Jakarta Undercover) 

4. Sue Turley (Supervisor XRM Media)

5. Amanda Salazar (Head of  Programming and Acquisitions of Argo)


3. Tema: The Directors – How Festivals Changed Our Careers

Waktu: Live streaming di TikTok @SundanceFFAsia pada hari Jumat, 24       September 2021 jam 15:00 WIB

Pembicara: 

1. Edwin

2. Joko Anwar

3. Yosep Anggi Noen

Moderator: Fajar Nugros


4. Diskusi  dengan Sundance Film Festival: Pembuat Film Dokumenter Asia dilanjutkan tanya jawab langsung dengan Programmer Festival Sundance Kim Yutani & Heidi Zwicker.

Programmer Senior Sundance Heidi Zwicker bersama filmmaker Rintu Thomas dan Sushmit Ghosh (Writing with Fire), Natalia Almada (Users) dan Debbie Lum (Try Harder) akan mengobrol tentang pembuatan film dokumenter. Para pembuat film akan mendiskusikan pengalaman mereka membuat film, bagaimana mereka membawanya ke dunia festival online dan saran mereka untuk calon pembuat film non-fiksi. Segera setelah diskusi pembuat film, Heidi bersama dengan Sundance Film Festival Director Programming Kim Yutani akan berpartisipasi dalam sesi tanya jawab langsung untuk menjawab pertanyaan Anda tentang segala hal tentang Sundance.

Diskusi akan berlangsung secara live streaming di Sundance Collab pada hari Sabtu, 25 September 2021 jam11:00 WIB.


5. Fokus pada Pembuatan Film Pendek Indonesia.

Beberapa sutradara dan produser film pendek Indonesia kontemporer yang paling sukses berkumpul untuk berbicara tentang bekerja dalam film pendek, bertukar cerita tentang pengalaman mereka membawa karya mereka ke panggung internasional dan menjelaskan bagaimana mereka memanfaatkan kesuksesan film pendek saat mereka menciptakan karya sinematik masa depan. Menampilkan alumni Sundance Film Festival Wregas Bhanuteja (Tak Ada yang Gila di Kota Ini), Aditya Ahmad (Kado), serta produser Meiske Taurisia (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas). Diskusi ini akan dimoderatori oleh mantan Programmer Film Pendek Festival Film Sundance dan Head of Features di Perfect Storm Entertainment (franchise Fast and Furious, Star Trek Beyond), Ernesto Foronda.

Acara ini merupakan pre-festival di Sundance Collab pada hari Jumat 17 September 2021jam 10:00 WIB


Selain acara-acara tersebut, ada juga acara yang sangat istimewa dari Sundance Film Festival: Asia ini yaitu Intensive Program.

Program ini berupaya untuk menjangkau komunitas regional dan dilaksanakan selama dua hari secara virtual. Pelatihan yang dirancang secara personal dan khusus ini bertujuan untuk menemukan bakat-bakat baru di Asia Tenggara dan menghubungkan mereka kepada para pakar di industri perfilman. Adapun filmmaker yang telah mendaftar dan terpilih untuk program ini adalah: Lucky Kuswandi (Indonesia), Sabrina Rochelle Kalangie (Indonesia), Khozy Rizal (Indonesia), Sonny Calvento (Filipina), Kris Ong (Singapura), dan Lomorpich Rithy (Kamboja).


Selain pemutaran film pilihan, diskusi panel dan program intensif, tentu saja tak ketinggalan acara yang sudah kita tunggu-tunggu sejak Short Film Competition ini digelar, yaitu pengumuman Jury Award for Best Short Film di Short Film Competition. 

Penasaran kan, film apa yang akan mendapat penghargaan? Apa film karyamu masuk di dalamnya?

Pengumuman akan dibacakan di TikTok live streaming (@SundanceFFAsia) pada hari Sabtu 25 September 2021, bersamaan dengan pengumuman Honorary Mention. Kompetisi yang dibuka bagi para pembuat film Indonesia ini bertujuan untuk menemukan, membina, dan memberikan panggung bagi talenta-talenta baru di industri film, serta memperkenalkan mereka ke kancah global. 

Jury Awardee dan Honorary Mentions akan memiliki kesempatan untuk melakukan streaming di Argo setelah festival berakhir. Sejauh ini, lebih dari 160 film pendek sudah diterima dan diseleksi. Adapun 10 finalis yang terpilih adalah: Black Winter (Noviandra Santosa), Diary of Cattle (Lidia Afrilita & David Darmadi), Goodnight, Stargazer (Adriano Rudiman), Jamal (Muhammad Heri Fadli), Makassar is a City for Football Fans (Khozy Rizal), Masa Depan Cerah 2040 (Winner Wijaya), Rendang of Death (Percolate Galactic), Rong (Indira Iman), Srikandi (Andrea Nirmala Widjajanto), dan Sunrise in the Forest (Samuel Ruby).

Adakah film karyamu? Jika belum, jangan putus asa ya, coba terus, belajar terus dari para pakar perfilman nasional maupun internasional di ajang ini ya.

Tiket digital dapat dibeli mulai Rabu, 15 September 2021 melalui http://sundancefilmfestivalasia.org/ dengan harga:

● Rp 30.000 - Tiket Single Screening

 ● Rp 85.000 - Tiket Explorer untuk akses ke semua screening 

Informasi lebih lanjut, klik https://www.instagram.com/sundanceffasia/ dan SundanceFilmFestivalAsia.org. 

Jangan lupa, ikut ramaikan Sundance Film Festival: Asia 2021 di media sosial dengan menggunakan tagar #SundanceAsia.



Related Posts

17 komentar

  1. Saya tertarik untuk menonton film yang bercerita tentang kehidupan nelayan dan film thriller psikologi. Sepertinya menarik. Yah, meskipun semua film-film itu pasti bagus.

    BalasHapus
  2. Sebagai movie mania wajib ikutan nonton nih yaa kalau aku skarang uda ga sempet nonton film utuh kak paling cuma thriller aja di tiktok hihi sungguh waktu cepat berlalu sklianya metime lbh suka gowes ke desa:)

    BalasHapus
  3. Dilihat dari judul-judulnya sepertinya menarik. Omong-omong apa agendanya memang cuma via TikTok ya Mbak? Berarti kalau mau jadi peserta yang nonton, harus pakai TikTok?

    Terlepas dari itu, agenda ini perlu dirutinkan agar geliat perfilman di Indonesia semakin kuat

    BalasHapus
  4. Berharap banget FLP bisa ikut serta di event seperti ini, karena secara SDM kita kan cukup mumpuni. Banyak anggota FLP yang menjadi penulis skenario dan berprofesi sutradara. Semoga pengurus yang akan datang, bisa mengakomodir keinginan aku ini :)

    BalasHapus
  5. Aku kok penasaran sama film jhon andh the hole, kok kayak seru gitu
    Ini macem film indie ya jatuhnya?
    Btw liatnya dimana ya kak?

    BalasHapus
  6. Penasaran sama film India yang berbau jurnalisme itu. Meskipun film india cenderung ditandai dengan nyanyian dan joget-joget, tapi film india banyak yang oke dan memberi wawasan baru.

    BalasHapus
  7. Uwaaaah ada film Amy tan ^o^. Aku punya bukunyaaa, makanya pengen banget nonton filmnya deh.

    Baca sinopsis film2 yg masuk nominasi, semuanya bikin penasaran utk dilihat. Aku justru lebih suka film2 begini, drpd film jorjoran hasil produksi Hollywood.

    BalasHapus
  8. Angin segar banget buat para sineas muda Indonesia nih, biar semakin keren film2 Indonesia, gak kalah dengan film luar negeri.

    BalasHapus
  9. Pemateri sama pembicaranya keren-keren dah, tanggalnya pas banget pun buat nongkrongin acaranya

    BalasHapus
  10. Sebuah karya seni memang luas yaa.. Termasuk film.
    Bagus sekali menuangkan ide dan menyampaikan pesan kebaikan melalui short movie begini. Dan salut, karena ada kompetisinya yang mungkin hadiahnya akan menjadi semangat untuk berkarya yang lebih idealis lagi.

    BalasHapus
  11. Wah aku tertarik writing with fire keren aku suka perempuan pertama sebagai jurnalis keren yaa mendobrak stigma nih

    BalasHapus
  12. Waktu baca ringkasan filmnya, aku tertarik sama Amy Tan dan Writing with Fire. Wah masih bisa nonton kan sekarang?

    BalasHapus
  13. aku penasaran sama film Amy tan sama yang jurnalis India itu. filmnya inspiratif kayaknya

    BalasHapus
  14. Film-filmnya mengangkat tema-tema yang menarik ya, meskipun ya kadang kusuka gak ngerti dengan short movie sih... lebih ke perbedaan presepsi di akhir kisahnya saat didiskusikan kembali. Hahahha

    BalasHapus
  15. Menarik juga film film pendek Indonesia dibuatkan kompetisinya. Sehingga para Sineas Indonesia bisa ikut dipacu kreasinya.penasaran pengen nonton John and the hole juga sih

    BalasHapus
  16. pengen kepo nonton writing with fire, kayaknya seru ya... semoha ekspektasi kita nontonnya sesuailah yah dengan kegemesan baca nominasinya, hahaha

    BalasHapus

Haii, salam kenal. Terima kasih sudah berkunjung. Silakan komentar di sini yaa.