nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Tips dari Penyintas Depresi: 5 Cara Menenangkan Diri Sendiri untuk Pejuang Mental Illness

tikacerita.com,- Sebagai orang yang masih berjuang dengan penyakit mental alias mental illness, ada beberapa hal yang ingin aku bagi di tulisan ini. Sebelumnya, aku pernah bercerita tentang bagaimana caraku menjaga kewarasan di tautan ini, juga tips mengatasi depresi di sini serta cara menghadapi orang depresi di sini. Semua sharing itu menghasilkan berbagai respon dari pembaca blog ini, mulai dari yang merasa terbantu sampai yang mengingatkan untuk banyak bersyukur (hehehe..).


5 cara menenangkan diri sendiri


Dari sekian respon tersebut, ada satu hal yang dari dulu ingin aku bahas, yaitu pertanyaan, “Kak, kalau muncul gejala, apa yang harus aku lakukan?”


Yuk kita bahas.

Orang dengan penyakit mental alias mental illness pada umumnya hidupnya biasa saja, sama seperti orang-orang lain yang tidak menderita penyakit mental. Hanya saja, ada saat-saat di mana gejala penyakit mental kami muncul. Saat-saat itu adalah saat terberat bagi kami karena seringkali kami tidak tahu harus bagaimana, bahkan berpikir saja kami sulit.

Sewaktu aku terdiagnosa depresi berat, aku mulai memikirkan bagaimana orang-orang lain menghadapi kondisi ini. Bagi mereka yang punya support system yang baik, mungkin hal ini tidak terlalu menjadi masalah karena mereka mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.

Misalnya saat perasaan sedih yang tak tertanggungkan itu mendera, yang membuat kita menangis tiba-tiba dan tanpa sebab, bagi mereka yang beruntung itu bisa jadi ada seseorang yang memeluk dan memberi mereka validasi, yang membantu mereka untuk tidak terlalu merasa seburuk itu. Namun bagaimana untuk yang kami-kami tidak punya support system? Yang harus menghadapi semuanya sendirian? 

Berawal dari pertanyaan-pertanyaan yang berputar-putar terus di otakku itu aku mulai mencari jawaban dari konselorku dan tentu saja tak lupa bertanya kepada mbah kita tercinta: Google.

Dari semua informasi yang aku dapatkan, aku mencoba untuk menerapkannya ke diriku sendiri. Apakah berhasil? Mana yang paling efektif? Mana yang paling cocok buatku? Mana yang paling cepat reaksinya? Duh, udah kayak analis data aja mengumpulkan data macam ini, hehe..

Alhamdulillah, beberapa cara yang aku coba memang membuahkan hasil. Jika gejala yang muncul agak berat, responnya memang membutuhkan waktu. Namun seiring kondisi kita yang membaik, responnya biasanya semakin cepat kok. Ini menurut pengalamanku ya. 

Oya, aku ingin menggarisbawahi, bahwa apa yang aku bagi di sini adalah berdasarkan pengalamanku sendiri ya, sebagai seorang penyintas dan pejuang mental illness alias penyakit mental, bukan sebagai tenaga medis atau professional di bidang kesehatan mental.

Oke teman-teman, kita lanjut ya..


Berikut ini adalah 5 cara menenangkan diri sendiri saat timbul gejala mental illness ala aku:


(1)

cara menenangkan diri sendiri


Mengatur napas adalah cara yang pertama kali diajarkan oleh konselorku saat awal terapi. Saat timbul perasaan yang tidak nyaman atau pikiran yang overthinking, beliau mengajarkan aku untuk mengatur napasku. Caranya adalah dengan menarik napas panjang kemudian menahannya sekitar 10 detik kemudian hembuskan. Awal mencoba cara ini, tak banyak manfaat yang kurasakan. Aku merasa masih kacau, dikuasai berbagai macam emosi dan tetap overthinking. Hingga suatu ketika, aku membaca tulisan mas Adjie Santosoputero tentang menyadari napas. Dari situ aku baru memahami arti dari ‘mengatur napas’. 

Jadi ternyata, mengatur napas bukan sekedar menarik napas, tahan lalu hembuskan, tapi pikiran kita terbang ke mana-mana, bukan.  Justru mengatur napas intinya adalah dengan menyadari setiap tarikan, tahanan dan hembusan napas yang kita lakukan. Jadi bukan mengatur napas tapi pikiran kita ke mana-mana, bukan seperti itu. Aku jadi menyadari kenapa latihan napas yang aku lakukan tidak terlalu berhasil, ya karena aku sekedar bernapas saja sementara pikiranku masih kubiarkan terbang. Nah, setelah tahu kuncinya, aku baru mencoba cara ‘sadari napas’ ini dan ternyata sangat membantuku menenangkan diri.


(2)

cara menenangkan diri sendiri


Seperti yang aku tulis di tautan ini, salah satu faktor yang sangat berperan dalam pemulihan penyakit mental atau mental illness adalah validasi. 

Apa sih validasi itu? 

Validasi adalah pengakuan bahwa apa yang sedang kita rasakan itu valid, wajar, normal dan bisa diterima. Tujuannya supaya kita bisa menerima keadaan dan nggak berperang mulu dengan diri sendiri.

Dalam kasusku, validasi ini mengambil prosentase paling besar dalam penyembuhan. Bahkan setelah sudah pulih pun, validasi ini sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilan mental. 


(3)

butterfly hug


Cara ini adalah cara yang aku dapatkan dari Google dan langsung aku coba praktekkan ke diriku sendiri saat gejala mental illness-ku menyerang. 

Butterfly hug adalah sebuah metode memeluk diri sendiri saat merasakan perasaan yang tidak nyaman agar kita merasa lebih tenang. Caranya adalah dengan menyilangkan tangan kita di dada seperti saat kita memeluk orang lain. Menurut pengalamanku, butterfly hug butuh waktu untuk bekerja dengan optimal saat serangan datang dan sebaiknya digabung dengan metode lain seperti mengatur napas dan validasi.


Sumber: twitter riliv



(4)

clearing statement


Clearing statement ini akan diberikan oleh terapis jika kita mengikuti terapi access bars clearing statement. Metode ini bekerja untuk mengintervensi alam bawah sadar kita, menetralkan standar-standar yang selama ini kita pasang pada diri sendiri sehingga mudah jatuh ke dalam perasaan tidak berharga, menyalahkan diri sendiri dan tidak berdaya.

Intinya, clearing statement ini membantu kita untuk menerima keadaan apa pun, alias ikhlas.

Jika selama ini orang-orang selalu menyuruh kita ‘sabar’ dan ‘ikhlas’ saat menghadapi persoalan berat tapi tidak memberi kita cara bagaimana menjadi sabar dan ikhlas (yang aku yakin mayoritas mereka juga tidak tahu caranya), maka clearing statement ini adalah salah satu cara agar mempermudah kita untuk bisa merasakan sabar dan ikhlas tersebut.


(5)

distraction atau pengalih perhatian


Aku pernah membaca kalau pengalih perhatian ini dianggap tidak mempunyai andil dalam pemulihan orang dengan penyakit mental, karena hanya mengalihkan perhatian saja, tidak mengobati atau pun memulihkan kondisi. Namun ketika aku tanyakan kepada dokterku, beliau menjelaskan bahwa pengalih perhatian sangat membantu saat muncul gejala. 

Kok bisa? 

Pada umumnya, saat serangan/gejala penyakit mental atau mental illness muncul pada seseorang, ia kesulitan untuk berpikir harus bagaimana atau bertindak apa. Di sinilah fungsi distraction atau pengalih perhatian, karena aktivitas ini bisa membantunya memfokuskan diri pada hal lain selain apa yang sedang dirasakannya saat itu.

Ini beneran aku rasakan banget, lho. Saat serangan itu muncul, aku benar-benar tidak bisa berpikir. Fase ini bisa dibilang sangat krusial karena bisa jadi di titik inilah orang depresi yang ingin menyakiti dirinya sendiri atau bahkan mengakhiri hidupnya benar-benar melakukan niatnya. Itulah kenapa pengalih perhatian sangat diperlukan, ibaratnya ia adalah kotak P3K bagi penderita penyakit mental.

Aku sendiri selalu mengambil pengalih perhatian ini sebagai penyelamat pertamaku sebelum kemudian bisa melakukan hal-hal yang lain seperti mengatur napas, butterfly hug, validasi maupun clearing statement

Itu langkah yang diajarkan oleh dokterku dan ternyata bekerja dengan baik di aku hingga aku benar-benar pulih.

Apa saja sih jenis pengalih perhatian yang aku rekomendasikan? Yuk lanjut baca 5 jenis pengalih perhatian bagi pejuang mental illness.


Related Posts

16 komentar

  1. Mbak tulisannya bagus, ini pasti sangat dibutuhkan bagi orang2 yang mengalami hal serupa. Terutama butterfly hug itu sangat aplikatif. Bisa langsung dipraktikkan oleh diri sendiri. Terima kasih banyak sudah menuliskan ini Mbak.

    BalasHapus
  2. pengalih perhatian itu misalnya dg game atau netflix ngefek gak? aku klo lg capek dan byk pikiran suka gitu sih. etapi gak ngapa2in jg gitu. ehe

    BalasHapus
  3. Untuk yang sering cemas butterfly hug itu menolong banget memang. Tapi tetap ya lebih baik ada profesional yang mendampingi.

    BalasHapus
  4. Pertama-tama harus banget menyadari kalau butuh bantuan ya, Mbak. Jangan sampai terperangkap dengan pikiran sendiri dan muter2 terus tanpa akhir. ALhamdulillah banget ketika bisa menyadari butuh bantuan dan mencari tahu apa yang harus dilakukan. Kelima hal dalam tulisan ini bisa dipelajari oleh siapa saja yg membutuhkan.

    BalasHapus
  5. Aku juga pakai jurus butterfly hug saat lagi down kak. Kadang keadaan rumah lagi kacau, urus ini itu tapi masih ada pihak yang menyalahkan. Rasanya jadi enggak berguna dan pengen ilang aja. Tapi mencoba sadar dan memberi pelukan pada diri sendiri ini sangat membantu. Pakai ucapan terima kasih dan sadar jika kita sudah berusaha adalah hal yang pantas.

    BalasHapus
  6. pas baca butterfly hug itu langsung ingat sama drakor it's okey to not be okay. he. aku nggak tahu nih pernah mengalami depresi atau nggak. cuma memang ada masa di mana kayaknya pengen marah-marah terus dan nggak punya energi positif selama beberapa waktu.

    BalasHapus
  7. Mental illness itu nyata Dan harus ditangani. Kadang orang suka anggap enteng karena yg kena keliatan biasa aja. Tips nya bisa bantu banyak orang lho Mbak. Makasih

    BalasHapus
  8. berarti dengan memeluk diri sendiri kek Butterfly Hug bisa ampuh untuk menanganan Mental Illness ya

    BalasHapus
  9. Pntes aja aku merasa mengatur napas di saat sedang emosi, panik, galau, ga berguna. Aku tetep aja ngerasa emosi kadang. Ternyata memang Krn caranya salah ya mba. Pikiranku juga sering kemana2 walo melatih napas. Skr pertanyaannya, gimana cara menyadari napas itu supaya bisa ngerasa tenang 😅.

    Bagus iniii tulisannya mba. Dan aku jadi penasaran dengan cara2 untuk mengalihkan perhatian

    BalasHapus
  10. Mengatur napas dan sadar napas jarang sekali saya lakukan jika sedang mengalami perubahan emosi, misalnya lagi marah atau sedih. Mungkin karena saya belum sadari napas yg sesungguhnya. Atur napas iya tapi pikiran masih juga kemana-mana.
    Makasih artikelnya ya mbak, sangat mencerahkan.

    BalasHapus
  11. Mengatur nafas, butterfly hug, validasi dan distraction ini sering saya lakukan ketika saya sedang merasa down. dan memang cukup membantu mengembalikan perasaan kita dan membuat lebih tenang. Tapi clearing statement ini lah rasanya yang memang pernah aku lakukan tapi butuh perjuangan untuk bisa mengapprove metode ini. kadang berhasil kadang enggak, ya mungkin di sini kita butuh bantuan dari orang lain seperti terapis, yang akan memperkuat clearing statement ini dalam diri kita

    BalasHapus
  12. kalo mneurutku mengalihkan perhatian ini membantu loh, meski tidak langsung ada perubahan, setidaknya mengurangi, lalu bagian memeluk diri sendiri juga bisa, tapi alangkah baiknya kalo memluk orang yang bisa buat kita nyaman.

    BalasHapus
  13. Mbak, gimana caranya mendeteksi dini pada diri sendiri jika mengalami mental illness? Tapi kalau sedang mengalami kejenuhan atau bad mood memang salah satu cara terbaik adalah mengalihkan perhatian.

    BalasHapus
  14. Butteefly h7ge mengingatkanku pada drakor its oke not tobe oka
    Btw pluk juga buat mbak tika... semangat sudah berjuang hingga titik ini

    BalasHapus
  15. Mengatur pernapasan ternyata memang bermanfaat sekali. Waktu saya mencoba juga bisa menenangkan diri. Bermanfaat banget.

    BalasHapus
  16. Masyaallah. Terima kasih tulisannya Mbak Tika. Sangat mencerahkan. Bisa jadi banyak orang termasuk aku yang merasa baik-baik saja padahal juga pernah mengalami mental illness ini. Tipsnya bermanfaat.

    BalasHapus

Haii, salam kenal. Terima kasih sudah berkunjung. Silakan komentar di sini yaa.