nav#menunav { border-bottom: 1px solid #e8e8e8; }

Jalan-jalan di Jogja part 3: Menemukan Hotel yang Nyaman

tikacerita.com,- Seperti kata orang-orang dan lagu-lagu, Jogja ternyata memang tak habis-habis menyimpan cerita. Siapa sangka kota yang dulu bagiku terasa sangat jauh itu sekarang terasa dekat seiring naiknya frekuensiku harus ke kota gudeg tersebut.

Aku yang pertama kali mbolang sendiri dan kesasar-sasar dikerjain Google Maps Jogja yang sepertinya memang iseng setengah mati itu ternyata tak kapok juga menjelajahi kota yang UMRnya selalu jadi bahan becandaan tersebut. 

Kali ini aku kembali ke Jogja dalam rangka mengikuti Milad Forum Lingkar Pena ke-26 yang memang dipusatkan di sana. Pasca pandemi, ini adalah kegiatan besar FLP pertama yang dilaksanakan secara full offline setelah selama ini selalu diadakan secara online atau hybrid, jadi aku dan dua pengurus divisi Blogger BPP FLP lainnya, Mbak Zie dan Mbak Triana, memutuskan untuk menghadiri acara tersebut, karena meskipun kami bertiga sama-sama tinggal di Jatim (Mbak Zie malah satu kota denganku wkwk) tapi karena kesibukan masing-masing, kita sulit sekali untuk berkumpul. Semua aktivitas sebagai pengurus divisi Blogger selalu kami lakukan online jadi kesempatan untuk berkumpul seperti itu benar-benar tidak ingin kami lewatkan.


jalan-jalan di yogya


Aku tiba di Jogja nyaris tengah malam dan langsung menuju ke sebuah homestay bergaya lama yang cukup homey. Karena sudah lelah, aku berniat langsung membersihkan diri dan tidur. Oya, di homestay tersebut tidak disediakan air panas jadi pada tengah malam itu aku mandi air dingin sodara-sodara! Sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa karena biasanya kalau mandi air dingin asmaku kambuh dan tubuhku membiru. Namun kali ini, aku nekat mandi air dingin dan untungnya tidak apa-apa karena ternyata air dingin di Jogja suhunya cukup bersahabat dengan kulitku, berbeda dengan suhu air di Malang yang untuk cuci tangan saja rasanya cukup bikin meriang.

Sayangnya, niat membersihkan diri kemudian tidur itu tinggal niat belaka karena ternyata setelah mandi bukannya mengantuk, aku malah melek dan alhasil mengoceh panjang lebar melalui chat dengan temanku. Kira-kira dini hari baru aku merasa mengantuk dan tidur. 

Keesokan harinya, setelah sarapan dan bebersih diri (lagi. Sepertinya kalau tinggal di Jogja aku bakalan rajin mandi deh meskipun menggunakan air dingin. Beneran dah air di Jogja itu nagih banget buat mandi. Penduduk Malang pasti relate banget karena rata-rata kami mandi sehari sekali karena dingin wkwkwk), atas saran dari pengelola homestay, aku menjelajah daerah Kulon Progo ditemani seorang kawan. 

Kuberitahu kau, teman, hidup sekian lama di Malang yang terkenal dengan pemandangan alamnya yang indah ternyata masih tidak membuatku siap menyaksikan keindahan alam Kulon Progo. Aku benar-benar terpesona menyaksikan pemandangan di depanku. Temanku bilang, dari seluruh daerah di wilayah DIY, Kulon Progo adalah daerah yang paling beruntung karena semuanya mereka punya. Tanah yang subur, bentang alam yang indah atas bawah dengan banyak gua dan air terjun, suhu yang bersahabat dan masih banyak lagi. 

Kami makan siang di Geblek Pari, sebuah tempat makan yang menyajikan masakan tradisional dengan sistem prasmanan di dapur seperti yang akhir-akhir ini sedang hits. Secara rasa, oke lah, sama seperti masakan desa pada umumnya, dengan tambahan camilan tradisional juga seperti tempe mendoan, geblek (ini bacanya suka bikin salah paham deh hahaha) -- yang ternyata semacam cireng yang lebih gemuk dengan tambahan rasa asam (bedanya lagi geblek ini disajikan begitu saja tanpa tambahan saos cocolan seperti cireng. Yang paling enak tentu saja dimakan saat masih hangat karena empuk, karena nanti kalau sudah dingin, geblek ini akan mengeras jadi kalau bisa segera habiskan saja), tetapi yang membuat Geblek Pari sangat ramai dan menarik adalah, pemandangan yang terbentang di depan kita saat makan. Benar-benar definisi lunch with a view, kombinasi makanan dan tradisional dan pemandangan alam yang mempesona, yang rasanya sulit sekali digambarkan dengan kata-kata. Sungguh, rasanya aku tak ingin pulang dari situ.


wisata di jogja


Sayangnya, meskipun otakku memilih untuk tak beranjak dari situ, tetapi mau tak mau aku harus tetap meninggalkan Kulon Progo. 

Kami kembali ke Jogja (kota) karena aku harus bersiap-siap untuk menghadiri undangan makan malam dari FLP Yogya bersama pengurus BPP FLP yang lain. Kali ini aku langsung menuju Wisma MM UGM, hotel tempat kami menginap yang berada di lingkungan Universitas Gajah Mada.

Awalnya aku agak underestimate ya, karena biasanya yang namanya 'Wisma' tuh ya gitu deh, kamarnya bau apak, kadang bahkan kamar mandinya dilengkapi dengan kebun binatang mini. Tapi sesampainya di kamar, sekali lagi aku dibuat terpesona sama Jogja deh, meskipun judulnya 'Wisma' ternyata kamarnya bagus dan bersih bangetttt setara hotel berbintang. Tak ada itu bau apak sedikit pun juga, bau lembab pun tak ada. Kamar mandinya bersih dengan dua buah handuk, sepasang sikat gigi, sebuah sabun bulat dan sampo, juga hair cap. Shower air panasnya berfungsi dengan baik jadi kali ini aku kembali mandi dengan air hangat hehehe...

Oya, bahas soal mandi, aku jadi ingat sesuatu. Ada satu benda sederhana yang sangat penting di setiap kamar mandi, baik itu di rumah, hotel atau penginapan. Yak, benda itu  adalah keset. Untungnya benda ini tersedia di kamar mandi Wisma MM UGM, jadi tenang aja, kamar kalian nggak bakal becek. Ini penting ya karena bukan sekali dua kali aku mendapati hotel yang tidak menyediakan keset di kamar mandinya (meskipun tarifnya mahal) jadi pasti lantai kamar jadi becek karena kita tidak bisa mengeringkan kaki sehabis mandi. 


hotel di yogya


Setelah terpesona dengan kamar dan kamar mandi yang bersih, aku mulai menjelajah isi kamar dan mendapati lemarinya yang besar dan bisa memuat banyak baju. Ada teko pemanas air, sepasang cangkir dan gelas, juga tumbler yang bisa di-refill isinya. Di sepanjang lorong kamar tersedia dua buah dispenser jadi kita bebas mau mengisi tumbler seberapa banyak pun. Fasilitas lain yang berhubungan dengan dahaga adalah kulkas mini. Kalian bisa menyimpan air agar dingin, menyimpan soft drink, bahkan menyimpan camilan seperti aku yang suka membawa-bawa coklat dan snack bar ke mana-mana.

Untuk tempat tidurnya lumayan besar lho meskipun twin. Bantal yang disediakan juga ada dua buah di masing-masing tempat tidur. Aku tidur berdua dengan teman FLP Yogya dalam satu tempat tidur alhamdulillah cukup dan nyaman-nyaman aja. Tampaknya ukuran bed-nya 160 (maafkan kutak membawa meteran hehe).

Kamar senyaman dengan fasilitas selengkap itu hanya dibanderol dengan harga promo 300ribuan aja lho per malamnya untuk jenis kamar superior seperti yang aku tempati. Untuk jenis kamar yang lain bisa diintip melalui website Wisma MM UGM. Saking nyamannya kamarnya, rasanya sayang sekali keesokan paginya kami harus segera check out karena acara Milad FLP ke 26 di Monumen Jogja Kembali dimulai sejak pagi hingga sore hari, yang artinya kami tidak bisa berlama-lama bermalas-malasan di kamar senyaman itu lagi.

Bye bye kamar nyaman, bye bye Jogja. Terima kasih atas semua keramahan dan kenangannya. Insya Allah aku akan kembali lagi. 

Maaf ya Google Maps, meskipun kamu suka nge-prank, tapi kamu tidak berhasil membuatku kapok kembali ke Jogja.


 

hotel di yogya


Baca juga: 10 Benda yang Wajib Dibawa Liburan ke Sombori Labengki




Related Posts

15 komentar

  1. Menyenangkan ya pengalamannya, pastinya seru setelah sekian lama tak ada acara full offline ya .... bareng Mbak Triana Dewi ya ternyata. Baru tahu ada cemilan namanya geblek hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak aku juga baru tahu hehe.. Semoga kapan-kapan bisa cobain yah

      Hapus
  2. salah satu hal penting dalam traveling adalah menemukan tempat menginap yang nyaman. Sesuai dengan standar dan keinginan karena pengen istirahat dengan tenang setelah puas berjalan kesana kemari. Perlu tempat yang nyaman

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget iniiiii, sayang bangeet kan kalau udah capek eh masih harus bersih-bersih kamar atau kamar mandi yang kotor

      Hapus
  3. Setuju, klo menilai penginapan poin penting nya itu kamar mandinya. Wah murmer ya, tarifnya 300rb udh dpt wisma nyaman

    BalasHapus
  4. Senang banget ya bayangannya wisma tuh biasa saja jadi pas menemukan kenyataan kalau wismanya lebih mirip hotel berbintang jadi kaget...ahh pengen jalan-jalan deh jadinya

    BalasHapus
  5. Duh jadi rindu pengen jalan2 ke yogya ... ga pernah bisa move on kalo udah datang kesana pasti akan selalu rindu yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang bilang Jogja memang terbuat dari rindu dan angkringan hahaha

      Hapus
  6. Seneng banget kalau dapat penginapan yang nyaman. Jadi kangen ke Jogja. Pengen liburan juga tahun ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga terlaksana liburan tahun ini ya kak

      Hapus
  7. Berkat artikel kak Tika, aku jadi pengen tahu yang namanya Kulon Progo.
    Beneran aku pikir memang alam di Ngalam itu uda yang terbaik ya.. secara dataran tinggi, suasananya juga pasti adem banget kan..

    Wishlist travelling seru kalau pas ke Jogja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya aku juga nggak menyangka kak kalau Kulon Progo sebagus itu. Semoga bisa ke ke sana juga yaaa

      Hapus
  8. Jogja itu istimewa. Aku juga udah mulai kangen menikmati suasana malam Jogja. Kayaknya next holiday bolehlah direncanain ke Jogja. Btw, itu wisma fasilitasnya hotel ya kak.. keren uyy

    BalasHapus

Haii, salam kenal. Terima kasih sudah berkunjung. Silakan komentar di sini yaa.